Rabu, 23 Januari 2013

JAKARTA BANJIRR... JANGAN NYALAHIN SIAPA-SIAPA!! TAPI INTROSPEKSI DIRI KITA AJA

JAKARTA BANJIRRR... JANGAN NYALAHIN SIAPA-SIAPA!!


TAPI INTROSPEKSI DIRI KITA AJA


Sobat bloggers, tentu kita semua prihatin atas bencana banjir yang menimpa Jakarta di pertengahan Januari 2013 kemaren ya... Hampir semua aktivitas kota lumpuh alias mati. Belum lagi jatuhnya beberapa korban jiwa. Kata beberapa pengamat banjir itu lebih besar dari banjir Jakarta 2007.


Di media di sebut kerugian materil dari banjir itu sampe 2 Triliyun. Wooowww.... Luar Biasa.... angka yang fantastis untuk kerugian yang ditimbulkan dari sebuah bencana banjir. Curah hujan yang tinggi di Jabodetabek dan air kiriman dari Bogor disebut-sebut sebagai faktor utamanya. Kenapa ya koq bisa banjir hebat kaya gini? Kalo kaya gini siapa yang salah? Apa kita mau nyalahin om Jokowi dan om Ahok..?? ah... jangan lah main salah-salahan. Kan kata orang bijak janganlah kita saling salah-menyalahkan tetapi harus introspeksi diri kita masing-masing. Betul ngga sobat bloggers???!!!. Kalo saya sih SETUJUUU...


Ya udah sobat bloggers... saya akan coba introspeksi diri saya sendiri dan untuk kita semua. Mudah-mudahan introspeksi ini ada manfaatnya.


Istilah dari SD yang sering kita denger dan paling populer yang di ajarin sama bu Gulu (Bu Guru maksudnya, maklum...waktu SD gw masih cadel... dan sampe sekarang, he..) yaitu “Buanglah Sampah Pada Tempatnya”. Saya yakin kita semua masih inget kalimat sederhana ini, tapi kayanya prakteknya tidak sesederhana kalimatnya. Betul ngga sobat bloggers?


Entah karena sarana tempat sampahnya yang ngga ada atau emang kita yang males untuk ngebuang sampah di tempat sampah, tapi itulah kebiasaan kita. Sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit. Kita ngga usah ngomongin masyarakat yang tinggal di bantaran sungai trus buang sampah ke kali, itu mah semua orang juga udah pada tau. Tapi coba kita liat kalo orang-orang yang naik mobil waktu masuk pintu tol. Pas mereka terima karcis tol kebanyakan dari mereka udah langsung ngebuang tuh karcis di jalan tol sebelum kaca jendela ditutup.


Hal kaya gini kan artinya semua lapisan masyarakat dari yang bawah sampai yang kelas atas punya prilaku “ringan tangan” yang sama. Dengan ringannya kita buang sampah di mana aja sesuka kita. Kalo dengan adanya banjir dahsyat kaya gini tapi saya dan kita semua belum ngerubah sifat “ringan tangan” kita, wah....bener-bener Ter..... La..... Lu..... !!!!


Yang kedua menurut saya yang harus di introspeksi adalah kepekaan sosial kita kepada lingkungan. Kita tahu pemerintah udah bikin banjir kanal. Yang namanya banjir kanal itu saluran air raksasa atau saluran air yang gede buangget... Nah air limbah dari rumah kita masing-masing kan ngga langsung terjun ke banjir kanal, air limbah itu harus ngelewatin saluran-saluran air yang kecil (got, selokan), abis itu masuk ke saluran air yang ukuran sedang (sungai atau kali), nah abis itu baru deh tuh limbah masuk banjir kanal yang udah di bikin pemerintah dengan biaya ampe Trilyunan yang nol nya bejibun.


Kadang kita sebagai anggota masyarkat tidak memiliki kepekaan dan inisiatif kalo melihat selokan-selokan di sekitar rumah dan lingkungan kita mampet dan ngga ngalir. Hal kaya gini kan udah tanda-tanda tuh kalo ujan pasti banjir. Jangankan ujan, kadang gerimis dikit aja udah meluap ke jalanan. Iya kan!!! Nah maka nya kita harus nge-benerin tuh sifat kita tentang  kepekaan dan kebersihan lingkungan. Setuju semua ya..!!


Minimal dua aja dulu deh yang saya dan kita semua harus introspeksi. Kalo sobat bloggers bisa introspeksi lebih dari dua, lebih bagus, jadinya kemungkinan Jakarta banjir di tahun-tahun berikutnya bisa diminimalisir.


Tapi boleh dong kalo saya udah introspeksi diri saya trus saya agak mengkritik pemerintah. Ini bukan mau nyalahin om Joko dan om Ahok lho!!! Kasihan mereka baru menjabat 100 hari trus dikasih warisan banjir kaya gini. Kalo saya pribadi sih nge-dukung program-program mereka yang udah di sampein ke masyarakat untuk ngatasin banjir.


Kritikan pertama buat pemerintah DKI khusunya. Pemda DKI tuh ngga mau ngedengerin nasehat orang pinter. Orang pinter disini yang saya maksud adalah ahli tata kota dan ahli-ahli terkait. Saya sih ngga tau apa-apa tapi saya cuma suka merhatiin kalo ahli tata kota dan ahli-ahli terkait lagi ngomong.


Beberapa waktu lalu waktu ada kejadian amblesnya jembatan akses ke pelabuan tanjung priuk siapa yang mau disalahin? Semuanya kebakaran jenggot. Semua media langsung memburu dan mewawancarai para ahli terkait. Hal ini pada waktu itu sempet booming cukup lama, tapi lama kelamaan semua terlupakan lagi dan pasti baru booming lagi kalo ada kasus lagi.


Kata para ahli, pemerintah udah di nasehatin dari dulu tapi ngga mau denger. Jangankan jembatan, koja aja menurut para ahli bakalan tenggelem di tahun 2050, karena memang dibeberapa wilayah di Jakarta terjadi penurunan tanah atau daratan yang cukup drastis kaya di daerah kelapa gading, muara baru, pluit, koja, dan daerah sekitarnya deh. Jadi kalo di liat-liat banyak wilayah di Jakarta yang posisinya udah berada di bawah permukaan air laut bahkan banyak yang sampai satu meter lebih di bawah permukaan air laut. Nah kalo usulan penyelesaian masalah para ahli cuma dianggap angin lalu, wah... siap-siap aja bisa-bisa Jakarta yang akan menjadi masa lalu.


Nah kalo untuk masalah banjir gimana? Jakarta udah kebanyakan mall. Banyak para ahli yang mengkritisi kebijakan pemerintah yang dengan gampang ngasih ijin ke pusat perbelanjaan dan mall-mall untuk berdiri. Padahal banyak lahan tempat berdirinya pusat perbelanjaan dan mall-mall itu adalah tempat untuk serapan air dan ruang terbuka hijau. Kalo tanah udah di beton semua air mau ngalir kemana? Ya pasti larinya ke jalan-jalan lah!! Nah lho...  siapa yang salah tuh? Ngga mau nuduh ah... ntar dosa lagi..!!


Tapi untungnya om Joko udah bilang untuk masa jabatannya dia, ngga ada lagi mall yang boleh berdiri lagi. Horeee...!!!!


Belom lagi kalo mau ngomongin pengambilan air tanah secara besar-besaran oleh gedung bertingkat yang mengakibatkan tanah di Jakarta mengalami penurunan. Hiii.... sereeeemmmzzz...


Ya udah sebaiknya sekarang kita semua berdoa supaya saya dan kita semua elemen masyarakat, baik masyarakat biasa, pemerintah dan para pengusaha cepet diberi hidayah untuk sadar dan mencintai lingkungan di sekitar kita terutama kota Jakarta yang sama-sama kita cintai ini. Mudah-mudahan dengan sadarnya kita bersama musibah yang seperti ini tidak akan menimpa kita lagi.






TEKNIK PRESENTASI

TEKNIK PRESENTASI



Ada beberapa hal yang harus di lakukan agar presentasi yang anda lakukan bisa berjalan dengan sukses. Cara ini terdiri dari sebelum dan pada saat presentasi :



Sebelum Presentasi



Setidaknya ada 5 hal yang harus di persiapkan sebelum melakukan presentasi agar presentasi berjalan seperti yang anda harapkan.



Menguasai Materi


Rahasia pertama dari kesuksesan sebuah presentasi adalah penguasaan materi. Hal ini sangat penting karena di dalam presentasi anda akan menyampaikan banyak hal. Dalam sebuah materi yang ingin anda sampaikan mungkin anda telah menyusun materi itu selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun dengan referensi berbagai macam literatur, studi lapangan, atau bahkan penelitian. Dalam waktu beberapa menit, materi yang telah anda pelajari harus anda sampaikan kepada audience secara singkat namun menyeluruh dengan tujuan transfer knowledge sehingga pada akhirnya audience bisa memahami apa yang anda pahami. Tetapi dalam banyak hal, bahasa dan gaya bicara yang anda gunakan bisa menimbulkan banyak interpretasi ketika sampai di telinga audience dan akhirnya akan muncul banyak pertanyaan. Pertanyaan ini tentu akan bisa di jawab ketika anda bisa menguasasi seluruh meteri yang anda sampaikan



Membuat Tampilan Lay Out


Tampilan presentasi atau lay out yang menarik menjadi sangat penting selain untuk memandu anda dalam menyampaikan poin-poin utama yang ingin di presentasikan juga untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang ada pada diri anda selama presentasi. Yang perlu diingat dalam menampilkan lay out presentasi adalah jangan menampilkan seluruh kalimat dalam sebuah paragraf atau sebuah tulisan. Yang perlu ditampilkan adalah garis besranya saja. Menambahkan gambar dan sedikit animasi yang tidak berlebihan juga penting agar audience tidak bosan dengan presentasi yang anda sampaikan.



Mengetahui Audience


Sebelum anda tampil menyampaikan sebuah materi sangat baik sekali jika anda bisa mengetahui siapakah audience yang akan mendengarkan presentasi anda. Karena hal itu akan menentukan bagaimana cara anda bicara dan melogikakan materi dengan bahasa anda, bersikap, menyiapkan lay out, berpakaian, dan melakukan gerak tubuh yang sesuai dan tidak berlebihan. Hal yang harus anda ketahui dari audience adalah tingkat pendidikan, jabatan, profesi dan usia.



Mempersiapkan Diri


Penampilan sederhana lebih disukai audience dari pada penampilan yang berlebihan. Penampilan sederhana jangan diartikan dengan penampilan seadanya karena itu adalah dua hal yang berbeda. Sederhana artinya menyesuaikan diri dengan audience, berpenampilan bersih dan rapih, wangi lebih baik atau yang penting tidak mengeluarkan bau badan. Kondisi badan pada saat presentasi harus bisa di pastikan dalam kondisi prima sehingga mendukung gerak dan bahasa tubuh.



Berdoa


Sebaiknya-baiknya anda melakukan presentasi pasti ada hal yang membuat anda tidak puas. Jika anda percaya ada faktor “X” yang menentukan keberhasilan diluar kemampuan anda yang sempurna atau yang menentukan keberhasilan diluar apa adanya penampilan anda selama presentasi, maka percayalah faktor X itu adalah campur tangan Tuhan. Maka merupakan suatu kewajiban bagi anda untuk memohon doa kepadaNya sebelum presentasi dimulai.



Pada Saat Presentasi



Percaya Diri


Menjadi hilang entah kemana materi yang sudah anda kuasai ketika rasa percaya diri anda tidak muncul pada saat presentasi. Siapapun audience yang anda hadapi pada saat presentasi, sekalipun itu pejabat atau profesor yang mengetahui banyak hal, maka anda harus bisa mensugesti diri anda bahwa mereka tidak tahu-tahu apa-apa tentang materi yang di sampaikan selain diri anda sendiri yang tahu. Hal ini tentu akan memunculkan rasa percaya diri yang cukup sehingga presentasi berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan.



Penekanan Nada Suara


Usahakanlah presentasi dilakukan dengan artikulasi setiap kata yang jelas dan nada yang bisa didengar oleh setiap audience. Terkadang perbedaan tinggi rendahnya nada dalam beberapa kata atau kalimat yang disampaikan akan menimbulkan miss presepsi atau efek pemahaman yang berbeda dari setiap audience. Tentunya hal ini tidak anda inginkan, karena yang diinginkan adalah presepsi dari audience sama dengan prespsepsi apa yang anda sampaikan. Selain itu menekan dengan nada tertentu sebuah kata atau sebuah kalimat dengan tujuan secara tidak langsung memaksa audience untuk menyetujui apa yang kita katakan juga penting.



Menyapu Pandangan ke Seluruh Audience


Arahkanlah pandangan anda ke seluruh sudut ruangan yang di penuhi oleh audience secara bergantian dalam waktu tertentu. Misalnya arahkan pandangan anda ke depan 2 menit, ke samping kiri 2 menit, ke samping kanan 2 menit, atau kombinasikan arah-arah itu sesuai dengan waktu yang anda anggap nyaman untuk melakukan hal itu yang disesuaikan juga dengan materi yang anda sampaikan. Hal ini akan membuat seluruh audience yang ada di dalam ruangan merasa di hargai oleh anda dan anda tidak akan di cap sebagai pembicara yang kaku. Hal ini lebih baik lagi jika anda sesekali mendekat ke beberapa sudut audience.



Fokus Pada Poin


Hal yang anda sampaikan harus fokus dan jangan melebar terlalu jauh dari materi utama dan poin yang telah anda tulis di lay out. Pembicaraan yang melebar terlalu jauh tentu akan menyulitkan anda sendiri karena akan timbul banyak pertanyaan dari audience. Anda juga harus berani mengatakan jika ada audience yang bertanya jauh di luar materi yang anda sampaikan.



Menggunakan Bahasa Tubuh


Sesekali gerakkanlah beberapa organ tubuh anda seperti tangan sehingga terbentuk bahasa tubuh yang sesuai untuk mendukung penyampaian materi yang anda lakukan.



Menutup Presentasi


Di penghujung presentasi ucapkanlah terima kasih kepada audience yang sudah mendengarkan presentasi anda. Hal ini selain sangat beretika juga akan membuat anda terlihat elegan di hadapan audience.


Senin, 21 Januari 2013

GARUDA DI DADAKU, NASIONALISME MURNI HANYA SEBATAS PAGAR GELORA BUNG KARNO

GARUDA DI DADAKU, NASIONALISME MURNI HANYA SEBATAS PAGAR GELORA BUNG KARNO



Sorak sorai keceriaan dan keramaian hampir bisa di pastikan ada di stadion sepak bola Gelora Bung Karno atau yang biasa kita sebut dengan GBK di kala  Tim Nasional Sepak Bola Indonesia bertanding melawan Tim Nasional negara lain untuk membela merah putih. Ribuan bahkan jutaan orang Indonesia rela mengorbankan banyak hal untuk melihat pertadingan yang sangat menyita emosional semangat nasionalisme itu. Mulai dari uang untuk membeli segala atribut yang berkaitan dengan Timnas sampai waktu dan tenaga untuk datang bermacet-macetan menuju Stadion GBK. Bukan hanya itu penonton yang di rumah pun mungkin harus berebut remote TV dengan anggota keluarga yang lain untuk memilih channel yang menayangkan  siaran sepakbola itu. Begitu besar rasa cinta kita terhadap Negara Republik Indonesia yang kita cintai ini yang kita wujudkan melalui dukungan terhadap Tim Nasional sepakbola Indonesia.



Tapi pernahkah kita meluangkan waktu untuk merenung sejenak dan mengingat kembali pelajaran sewaktu kita duduk di bangku SD atau SMP untuk sekedar mereview kembali apa itu Garuda yang menjadi simbol negara kita.



Tentu kita semua akan selalu ingat bahwa di dalam dada Garuda tertanam Pancasila atau jika di artikan ke dalam bahasa Indonesia adalah Lima dasar. Poin penting atau garis besar dari lima dasar itu adalah KeTuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan sosial. Itu artinya jika kita menjunjung tinggi dan sangat membanggakan Garuda yang menjadi simbol negara kita atau yang sering kita teriakkan dengan sebutan “GARUDA DI DADAKU”  tentu selain menghafalkan kita juga harus memahami dan mengaplikasikan Lima dasar Pancasila tadi di dalam kehidupan bermasyarakat.


Banyak di antara kita yang sangat senang sekali menyanyikan lagu “Garuda Di Dadaku” tetapi jarang sekali yang mengaplikasikannya secara keseluruhan. Kalau kita melihat fenomena yang ada di tengah-tengah masyarakat kita yang sering terjadi kerusuhan antar kampung, antar desa, antar etnis, tawuran sekolah, korupsi, penipuan, kekerasan rumah tangga dan sekolah, dan bentuk aksi kriminal dan tindakan melanggar hukum yang lainnya, hal ini membuktikan bahwa Garuda hanyalah simbol yang terhafal tetapi bukan menjadi simbol yang terpatri di hati.



Betapa indahnya kehidupan bernegara di kawasan Gelora Bung Karno kala laga Timnas yang melakukan pertandingan baik di dalam maupun di luar stadion. Puluhan ribu orang saling sapa, saling rangkul, saling jabat tangan, tertawa bersama, sorak dan sorai satu suara walaupun banyak diantara mereka tidak saling kenal satu dengan yang lain. Tidak ada sekat yang menunjukkan bahwa sebenarnya diantara mereka terdapat banyak perbedaan yang cukup untuk menjadi alasan untuk mereka berpecah belah tetapi yang terjadi adalah sebaliknya, persatuan yang mereka junjung tinggi. Perbedaan yang hadir di tengah-tengah mereka adalah perbedaan agama, suku, ras, aliran kepercayaan, prinsip, dan perbedaan yang lainnya. Mereka secara sadar menutup celah itu dan membuka sekat-sekat di antara mereka sehingga hanya ada satu naungan di bawah sayap Garuda untuk mendukung TimNas. Nasionalisme kebangsaan yang mereka tunjukkan di dalam GBK pada saat itu bisa di katakan Nasionalisme murni yang sangat luar biasa.



Namun sangat di sayangkan jiwa Nasionalisme itu hanya bertahan di sepanjang lingkaran pagar GBK. Sekat perbedaan itu mereka pasang kembali ketika keluar dari lingkungan GBK. Tidak jarang kita melihat seusai mendukung Timnas banyak diantara mereka yang pulang dengan membawa kembali perbedaan masing-masing sehingga di tengah jalan terjadi gesekan antar kelompok yang menimbulkan kerusuhan sehingga merugikan masyarakat yang lain. Hal ini tentu  mencederai simbol Garuda yang telah mereka junjung tinggi selama berada di dalam GBK, apakah ini yang disebut nasionalisme angin-anginan? di dalam GBK Nasionalis, di luar GBK anarkis. Masih banggakah kita menyanyikan lagu Garuda Di Dadaku dalam kondisi seperti ini?



Setiap dari kita tentu harus mereview dan mengevaluasi diri kita sendiri untuk mengukur seberapa besar Jiwa Nasionalisme yang telah ada di dalam diri kita. Apakah Nasionalisme kita hanya sebatas di depan TV ketika siaran langsung pertandingan Timnas dan sebatas pagar Gelora Bung Karno atau Nasionalisme itu memang merupakan bagian dari diri kita yang sudah kita aplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari? Hanya kita sendiri yang tahu jawabannya.



DI MANA ADA KEMAUAN DI SITU ADA JALAN

DI MANA ADA NIAT DI SITU ADA JALAN



Kejadian ini kira-kira terjadi sembilan tahun yang lalu tepatnya di tahun 2004 ketika aku belum genap satu tahun berkuliah. Walaupun sudah duduk di bangku kuliah tetapi aku masih tetap menjaga hubungan baikku dengan teman-teman sewaktu di SMF (Sekolah Menengah Farmasi atau sekarang lebih dikenal dengan sebutan Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi) tidak terkecuali dengan teman-teman ku di Rohis (Rohani Islam). Aku memang cukup aktif di Rohis sewaktu SMF dulu, karena di dalam Rohis lah yang bisa membantu ku untuk lebih mengetahui lebih dalam tentang Agama. Selain karena jumlah jam pelajaran agama yang tidak lebih dari dua jam dalam satu minggu, pendidikan agama di keluarga ku pun biasa-biasa saja yang membuatku memutuskan untuk aktif di Rohis.



Setelah lulus, kami teman-teman Rohis bersepakat untuk tetap berkumpul untuk menjaga silaturrahmi kami. Satu bulan sekali kami berkumpul yang bertempat di rumah masing-masing dari kami secara bergatian. Sampailah tiba saat kami harus berkumpul dan bersilaturrahmi di salah satu teman kami yang bernama Lukman. Selama sekolah aku baru satu kali mengunjungi rumahnya di daerah kalibata. Buat ku jalan menuju rumahnya cukup sulit di hafalkan dalam satu kali kunjungan. Selain karena aku tidak begitu mengenal daerah kalibata, banyak gang yang harus di lalui untuk sampai menuju rumahnya adalah kendala yang aku alami selanjutnya.



Rumahku pada waktu itu ada di wilayah Bungur-Senen, Jakarta Pusat. Yang hanya aku ingat untuk menuju ke rumahnya adalah aku harus sampai di Kampung Melayu terlebih dahulu setelah itu aku tidak ingat lagi angkot (angkutan kota) apa yang harus aku gunakan. Setelah naik angkot itupun aku tidak tahu harus turun di mana dan setelah turun harus berjalan ke mana untuk sampai menuju ke rumahnya aku tidak ingat.



Pagi itu aku putuskan untuk lebih dulu menelpon ke rumahnya sebelum berangkat. Aku ingin menanyakan secara jelas angkot dan jalan yang harus aku lalui. Ternyata telepon ku tidak dijawab.


Beberapa saat kemudian dengan berbekal alamat lengkap rumahnya yang aku hafalkan dahulu sebelum berangkat, aku putuskan untuk menuju Kampung Melayu dengan harapan aku akan menelponnya lagi ketika sampai di sana. Setelah aku sampai di kampung melayu begitu banyak angkot yang melintas di depanku  termasuk angkot nomer 16 jurusan Kampung melayu – Pasar minggu melintas di depaku. Secara tiba-tiba aku ingat bahwa angkot itu lah yang harus aku tumpangi untuk menuju ke rumah Lukman. Tanpa menelpon lagi aku langsung naik ke angkot itu.



Kendala selanjutnya yang muncul ketika aku sudah berada di angkot itu adalah di mana aku harus turun? Di dalam angkot aku buka dan cari kembali lembaran-lembaran ingatanku secara cepat sewaktu aku ke rumahnya dulu. Tak butuh berapa lama ternyata aku bisa mengingatnya. Akhirnya aku turun dari angkot kira-kira terlewat 50 meter dari depan gang yang seharusnya aku lalui. Kendala selanjutnya muncul lagi. Setelah melewati gang yang pertama harus gang yang mana lagi yang harus aku lewati? Tetapi perlahan ingatan itu muncul dengan sendirinya. Sampai akhirnya aku sampai di pertengahan gang yang ke tiga.



Ingatanku untuk menuju rumahnya mentok sampai disini. Beberapa kali keluar masuk gang aku lalui dengan wajah yang agak lelah bercampur bingung, tetapi tidak ada petunjuk tanda yang memicu otakku untuk membuka lembaran ingatan peta jalan yang terakhir itu.



Setelah itu aku putuskan untuk kembali menelponnya. Di saat aku ingin menelponnya, tiba-tiba ada seorang Bapak menegurku. “Ade maaf saya liat ade bolak-balik keluar masuk gang, ade kebingungan ya?” tanya bapak itu heran, “iya nih pak... saya lagi nyari alamat” jawabku. Kemudian bapak itu melanjutkan “emang alamatnya di mana?”. Tanpa berfikir lama karena aku sudah menghafalkan alamatnya dengan baik maka aku sebutkan lengkap alamatnya kepada bapak itu. Cukup tekun bapak itu mendengarkan alamat yang aku sebutkan, sepertinya dia cukup memahami alamat yang ku cari-cari. Entah mungkin karena dia ketua RT atau memang dia penghuni senior wilayah itu? Hanya Tuhan dan warga sekitar situ yang tahu!!



Tanpa merespon alamat yang telah aku sebutkan, setelah itu bapak itu melanjutkan “emang nama temannya siapa?” “Lukman pa’!!” jawabku spontan karena sudah cukup lelah dan kebingungan pada waktu itu. Dengan reaksi cepat bapak itu menjawab dengan mulut yang terbuka lebih lebar dari kalimat-kalimat sebelumnya dan dengan rasa senang bapak itu mengata kan “OOO...... LUKMAN.... ITU mah  ANAK SAYA.... HA..... HA....HA....!!!!” Sontak jawaban itu membuat wajahku menjadi sumringah. Jawaban bapak itu aku sambut dengan senyum yang tidak kalah lebarnya dengan tawa bapak itu. Lega sekali hati ku mendengar jawaban dari bapak itu. “Ayo saya anter...” bapak itu menawarkan bantuan untuk menuju ke rumahnya.



Tidak sampai satu menit akhirnya aku sampai di rumah Lukman atau lebih tepatnya rumah milik Bapak itu, karena Bapak itu adalah Bapaknya Lukman. Sesaat aku berfikir pada waktu itu mungkin inilah pertolongan dari Allah ketika aku sudah berniat baik untuk bersilaturrahmi mengunjungi rumah salah satu temanku tetapi pada saat yang sama aku tidak mengetahui jalan menuju rumahnya. Memang jalan yang di lalui tidak mulus dan butuh sedikit perjuangan, tetapi asalkan ada kemauan pasti Allah memberikan jalan.

Sabtu, 19 Januari 2013

PILPRES 2014

PILPRES 2014



Dear bloggers dan para pembaca yang lain
Ngga terasa dua ribu empat belas udah deket ya.... artinya kita warga negara Indonesia harus bersiap-siap untuk melaksanakan pemilihan umum presiden dan wakil presiden. Itu artinya kita harus sering-sering belanja di mini market atau hyper market.

Lho apa hubungannya belanja di modern marekt sama pilpres.....? yang namanya hubungan kalo di hubung-hubungin pasti ada aja hubungannya..... meskipun terkesan di paksain...!!! he...he...
Hubungannya simple aja koq...! Pajak kita dari belanja di super or hyper market bakalan di tabung sama pemerintah. Nah.... kalo tabungannya udah cukup baru deh pemerintah bikin hajatan besar yang bernama Pilpres (pemilihan presiden). Gimana kalo belum cukup...? mmmm.... mungkin comot sana-sini. Misalnya comot biaya pendidikan sedikit, comot biaya pembangunan desa tertinggal sedikit, comot biaya pembangunan infrastruktur sedikit, dan comot-comot pos-pos yang lain mungkin.... (asal jangan di comot untuk kepentingan pribadi aja ya....  ha...ha...)

Gimana.... logikanya...??? ada hubungannya ngga? Terserah yang menilai aja deh.. Tapi betewe (by the way maksdunya) ngomong-ngomong soal presiden dan wakil presiden, selama periode 2009 – 2014 gw sebagai warga negara koq ngga merasa punya wakil presiden ya...!!! blogger yang lain gimana? Perasaannya sama ngga sama perasaan gw? Kalo sama berarti kita satu hati ya!!, walaupun kita satu hati dan sesama jenis ngga papa.... bukan berarti maho (manusia homo) lho ya!! , yang penting satu hati dalam hal ini adalah satu hati warga negara yang peduli terhadap pemimpinnya. MERDEKA....!!!

Karna logikanya gini... (lagi-lagi gw berlogika, ngga papa ya...!!) Presiden dan wakil presiden itu kan di ibaratkan seperti Bapak sama Emak kalo dalam keluarga. Bapak itu tugasnya nyari duit, emak tugasnya ngurus anak dan masak. Jadi kalo kaya gitu anak-anaknya juga tahu klo mau minta duit sama siapa dan kalo minta di mandiin dan minta makan sama siapa. Dan kalo jelas kaya gini anak juga pasti bisa ngambil kesimpulan sendiri kalo mau ngajak ntraktir temen-temennya makan di restoran pasti yang di rayu bapak sama emaknya, kan enak prosedurnya..!! Atau contoh yang real yang di tunjukkin sama salah satu pemimpin kita misalnya Jokowi dan Ahok. Jokowi ngurusin MRT dan Ahok ngurusin penghematan anggaran.

Dulu... waktu masih JK wapresnya dan SBY presidennya... rakyat punya kejelasan tentang siapa Bapaknya dan siapa emaknya. Selain SBY, JK itu sering pasang badan dan nongol di tipi kalo ada masalah-masalah di dalam negri, sedang atau tidak sedang bertugasnya SBY ke luar negri. Beda banget sama (periode) yang sekarang. Kalo ngga SBY langsung... paling menterinya yang ngasih klarifikasi atau penjelasan masalah-masalah dalam negeri. Tul gak.....!!!!

Makannya bloggers.... di pemilu besok kita jangan ampe punya niatan golput apalagi klo ampe bener-bener jadi golput, jangan deh ya.....! Walaupun jadi golput itu bukan tindakan kriminal dan juga bukan tindakan kekerasan dalam rumah tangga (lho apa hubungannya....*_0), tapi kita semua ngga mau kan, kalo pemimpin kita yang kepilih nanti itu pemimpin asal-asalan.... asal jadi presiden... asal jadi wakil presiden...... asal nunjuk menteri.... asal bikin kebijakan....  Sejelek-jeleknya capres dan cawapres di dua ribu empat belas nanti, pasti punya sisi positif yang bikin kita punya semangat untuk milih Si salah satu calon itu. Ya... ibarat kata... memilih yang terbaik di antara yang terburuk masih mendingan lah dari pada ngga milih sama sekali. Urusan dia nanti bisa mimpin rakyatnya dengan benar atau engga itu urusan dia sama Tuhannya, urusan kita adalah berbakti kepada negara dengan cara memilih di pilpres. Tapi ngga mungkin ah... masa yang maju jadi capres dan cawapres buruk semua...!!!

Cerdas dalam memilih itu penting bloggers. Hari gini bloggers kan pasti punya gadget-gadget yang canggih-canggih tuh. Mulai dari yang di geser sampe yang di tiup (mudah-mudahan yang di tiup tahun 2014 udah ada ya.. wkwkwk). Mulai dari gadget berjenis Tablet, sirup, puyer, sampe jamu tradisional cap nyonya nyengir pasti bloggers semua punya. Nah dengan sederet gadget yang bloggers punya itu coba deh bloggers browsing visi dan misinya para capres dan tontonin tuh debat kandidatnya di tipi-tipi. Kalo kata pengamat sih liat aja visi misinya yang paling realistis itu yang dipilih, kalo ngga realistis jangan di pilih. Gampang kan...!!!???

Oiya gw mau berlogika lagi nih bloggers. Pasti bloggers pernah kepikiran ya kenapa sih banyak orang mau nyalonin diri jadi presiden. Waktu gw sekolah aja, untuk milih ketua kelas, ngga ada yang mau, yang ada malah tunjuk-tunjukkan (si A nunjuk B, si B nunjuk C, dst). Tapi oke lah.... terlepas dari niat mereka yang entah bermuatan politis atau muatan yang melebihi batas penumpang (he.. he.. inget waktu mudik, mpet-mpetan) gw sih berprasangka baik aja ya.... mungkin yang pada nyalonin diri jadi capres dan cawapres mereka merasa punya kemampuan dan ingin mengabdikan diri kepada Bangsa dan Negara (kalo bener niatnya kaya gini... pasti masuk surga tuh orang... jika mematuhi segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya). 

Tapi pertanyaannya adalah. Apakah mengabdi kepada Bangsa dan Negara harus dengan menjadi Presiden atau wakil presiden? Sebelum ada pilpres mereka ngapain aja? Harusnya ada atau tidak adanya moment pilpres mereka harus bisa menunjukkan diri untuk berlomba-lomba mensejahterakan rakyat di daerahnya masing-masing dengan program-program yang mendidik rakyat untuk maju sebagai wujud cinta untuk Bangsa dan Negara, sehingga pada waktu pilpres ngga perlu lagi carmuk (cari muka) banyak-banyak, karena rakyat udah banyak yang ngerasain manfaatnya dia, dan klo ngga terpilihpun harusnya ngga kecewa. 

Kalo boleh gw mengingat sedikit ending film kartun THE CARS, itu contoh yang bagus banget. Menjadi pemenang itu ngga harus menang tapi memaknai makna kemenangan dengan sejati itu yang paling penting. Kalo semua capres dan cawapres di 2014 bisa kaya gini, waaahh.... di jamin semuanya heeeppii......!!!!
 
Ya udah bloggers, apapun pilihannya di dua ribu empat belas nanti, yang penting satu hati tujuannya. Satu hati yang berkeinginan supaya Indonesia selalu menjadi lebih baik dari hari ke hari. Amiiinnn....

TOURING KE BANDUNG



SHARE TOURING KE BANDUNG

Assalamualaikum wr. wb. Salam sejahtera untuk kita semua terutama para sobat Bikers.

Saya mau berbagi pengalaman touring dengan istri saya (hanya berdua saja) ke kota Bandung menggunakan motor di akhir Desember 2012. Sharing saya ini mungkin bisa sedikit membantu para sobat bikers yang belum pernah atau baru ingin merencanakan touring ke bandung dengan budget yang terbatas dan dengan alokasi waktu liburan yang sedikit.

Mungkin bagi sebagian besar sobat bikers touring Jakarta – Bandung adalah touring yang sudah biasa dan tidak memiliki tantangan yang berarti, apalagi kami yang tinggal di daerah Bojong Gede kabupaten Bogor, tentu jarak yang di tempuh menuju Bandung menjadi lebih dekat dari pada sobat bikers yang tinggal di Jakarta, tapi bagi sebagian yang lain dan bagi kami ini adalah perjalanan yang luar biasa dan sangat menyenangkan.

Sebelumnya saya sendiri sudah pernah menuju Bandung, tetapi bukan kota Bandung melainkan Bandung selatan yaitu kawah putih bersama teman-teman bikers saya pada Agustus 2008. Seingat saya waktu itu kami touring dari kampus kami di daerah Klender, Jakata Timur. Kami berangkat jam 11 malam dan sampai di Cibodas sekitar jam 3 pagi. Di sini kami beristirahat di warung-warung kopi yang menyediakan ruangan besar untuk beristirahat. Jam 7.30 pagi kami melanjutkan touring menuju kawah putih. Dan sampai di kawah putih sekitar jam 13.30. Enam jam perjalanan waktu yang kami butuhkan dari Cibodas untuk sampai di kawah putih. Memang waktu yang lama sekali karena waktu itu bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia yang ke-53 tahun sehingga akses jalan menuju kawah putih sangat macet . Kira-kira setahun kemudian saya kembali menuju kawah putih sekaligus ke situ patengan menggunakan mobil bersama teman-teman kuliah saya.

Kira-kira 2 minggu menjelang long year end holiday 2012 saya dan istri saya merencanakan pergi ke Bandung dengan motor selama dua hari satu malam. Dengan alokasi budget yang minim kami mencoba mengkalkulasi secara detil semua hal yang akan berkaitan selama touring.

Berikut ini beberapa hal yang kami kalkulasi

Hal pertama yang kami lakukan adalah menetapkan tujuan tempat yang akan kami kunjungi selama di Bandung.
Setelah berdiskusi akhirnya kami sepakat untuk menuju lembang, Tangkuban Perahu, Kawah Putih, dan Situ Patengan. Tangkuban perahu merupakan pilihan saya pribadi tanpa berdiskusi dengan istri saya. Hal itu karena sampai umur saya yang beberapa tahun lagi menuju 30 tahun ini belum pernah sekali kali pun mengunjungi tangkuban perahu. Kemudian kami memilih lembang karena kami ingin mencari sekaligus mensurvey villa yang akan kami gunakan untuk ber-tafakkur alam bersama teman-teman pengajian kami beberapa bulan kedepan. Setelah itu kawah putih dan situ patengan yang ingin kami rencanakan karena istri saya belum pernah menuju ke kawasan wisata ini.

Setelah itu hal kedua yang kami fikirkan adalah lokasi menginap selama kami di Bandung.
Dengan budget yang sangat minim tentunya kami menginginkan tempat menginap yang murah sekaligus cukup dekat dengan tempat-tempat yang akan kami tuju selama di Bandung. Akhirnya kami bersepakat untuk mencari hotel atau penginapan di kawasan Tangkuban Perahu atau di sekitar lembang dengan harga permalamnya tidak lebih dari 300 ribu. Setelah googling ternyata banyak hotel yang menawarkan harga permalamnya kurang dari 300 ribu dengan tempat menginap yang cukup nyaman, tetapi sayang sekali harga itu meningkat 50 sampai 100 persen bahkan lebih dari harga normalnya di akhir tahun dan kalaupun ada ketika kami cek untuk reservasi tanggal 29 Desember itu pun sudah penuh. Perlu sobat bikers ketahui kami menelpon atau menghubungi villa yang akan kami tuju sekitar tanggal 19 Desember itu berarti 10 hari sebelum reservasi. Saran saya jika ada sobat bikers yang mempunyai rencana untuk melakukan reservasi hotel pada saat long year end holiday sebaiknya di pesan 1 bulan sebelum tanggal yang dimaksud.

Googling kami ternyata tidak sia-sia, ada hotel ala Backpacker yang bernama hotel Zzz Backpacker Express Hotel dengan harga sewa perorang permalam 100 ribu. Hotel ini mempunyai konsep Backpacker di mana satu kamar terdiri dari beberapa singgle bed 2 susun yang bisa ditempati oleh beberapa orang sejumlah bed tersebut. Hotel ini terletak di Paskal Hypersquare di Jalan Pasir Kaliki, kira-kira 500 meter dari stasiun Bandung. Akhirnya kami memilih untuk menginap di hotel ini walaupun agak jauh dari rencana tujuan utama kami ke daerah lembang dan sekitarnya tetapi kami menyadari inilah resiko perjalanan dengan budget minim dan persiapan yang terlalu dekat dengan liburan akhir tahun.

Hal ketiga yang saya lakukan adalah mengukur jarak tempuh perjalanan dengan GPS (Global Positioning System)
Karena kami belum pernah ke Bandung dengan motor jadi ini adalah informasi penting yang harus kami ketahui. Informasi aja nih sobat bikers, saya menggunakan GPS google maps dari smartphone yang saya gunakan sehari-hari dengan Merk Samsung tipe Galaxy Gio GT-S5660 dengan OS Android versi 2.2.1 Froyo. Bagi sobat bikers yang menggunakan smartphone yang ada google maps bisa dicoba sendiri. Untuk yang belum tahu caranya, saya kasih tau secara singkat nih. Sobat bikers tinggal buka google maps trus klik option direction kemudian akan muncul  dua kolom yang harus diisi, yaitu start poin (lokasi awal) dan end point (lokasi yang akan dituju), isikan masing-masing kolom tersebut kemudian klik go. Maka akan muncul garis biru yang akan menunjukkan kepada sobat bikers rute mana yang harus di lewati serta total jarak tempuhnya. Biasanya google maps akan menunjukkan rute melalui jalan tol, dan untuk menghindari hal ini sobat bikers tinggal klik option kemudian ada dua opsi yang harus sobat bikers checklist yaitu avoid highway dan avoid tolls. Dengan cara ini maka google maps hanya  akan menunjukkan rute melalui jalan biasa.

Route searching di google maps dari Bojong gede ke Bandung saya arahkan melalui rute Cibodas bukan melalui rute jonggol. Dari hasil route searching di google maps akhirnya saya memperoleh informasi bahwa jarak dari Rumah saya di Bojong Gede sampai Cibodas 57 km, dari Cibodas sampai Pasir Kaliki Bandung berjarak 82 km, dari Pasir Kaliki Bandung sampai kawah ratu Gunung Tangkuban Perahu berjarak 24 km. Berarti total rencana perjalanan kami sekitar 163 km. Setelah kami melakukan (membuktikan sendiri) perjalanan dari rumah kami ke pasir kaliki kemudian melanjutkan ke kawah ratu Gunung Tangkuban Perahu, total jarak tempuh yang ditunjukkan di speedometer motor saya menunjukkan angka 180 km (setelah dilakukan pengurangan dari km sebelum berangkat sampai km pada saat tiba di puncak Gunung Tangkuban perahu). Itu artinya akurasi google maps terhadap speedometer motor saya adalah 163/180 x 100% adalah 90,5%.

Hal ke empat yang tidak kalah penting adalah mempersiapkan kendaraan.
Persiapan fisik tentu juga menjadi prioritas kami, tapi kali ini saya akan membahas persiapan kendaraan yang kami gunakan. Saya menggunakan motor Supra X 125R dengan usia 4 tahun 7 bulan dihitung dari bulan dan tahun yang tertera pada plat nomor kendaraan sampai pada saat kami melakukan perjalanan. Beberapa hari sebelum melakukan perjalanan saya mengecek komponen utama pada rem cakram depan dan belakang, roda dan ban depan dan belakang, lampu utama, lampu rem, dan lampu-lampu sein. Kondisi lainnya tidak saya cek karena saya anggap sudah cukup baik termasuk oli yang pada saat kami melakukan perjalanan ke Bandung baru di pakai sejauh kira-kira 500 km.

Beberapa hari sebelum melakukan perjalanan saya  melihat berita di beberapa media TV bahwa ada kemacetan yang cukup panjang akibat banjir setinggi 50 cm dan bahkan lebih di beberapa wilayah di kota Bandung. Karena hal itu maka saya memutuskan untuk membawa busi cadangan untuk mengatisipasi hal yang tidak diinginkan apabila saya harus melewati rute yang terkena dampak banjir itu. Selain itu saya juga membawa sebuah ban dalam untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan karena ban motor saya depan dan belakang adalah ban tubeless.

Itulah empat hal utama yang sangat kami perhatikan dan persiapkan sebelum melakukan perjalanan. Hal ini kami lakukan karena kami tidak mengetahui kondisi medan yang akan kami tempuh. Kalaupun saya pernah touring menuju kawah putih di tahun 2008 itupun saya lupa bagaimana kondisi jalan pada saat itu.

Mungkin hal itu bisa menjadi tips yang sedikit membantu bagi para sobat bikers yang ingin melakukan touring ke Bandung atau kota-kota lain yang lebih jauh lagi.

Saya lanjutkan ceritanya...

Akhirnya pada Sabtu 29 Desember 2012 setelah Sholat Subuh kami berangkat pukul 05.30 dari rumah kami yang berjarak sekitar 4 km dari stasiun bojong gede ke arah parung. Sebelum berangkat tentu kami berdoa dan tidak lupa saya mencatat km awal di speedometer yang menunjukkan angka 56.545,0. Sebelumnya motor saya isi bensin full tetapi sudah di pakai perjalanan sekitar 13 km walaupun begitu garis fuelmeter digital masih menunjukkan di garis yang paling atas yaitu garis yang ke enam. Perjalanan kami tempuh dengan cukup lancar di pagi itu sampai di wilayah mega mendung antrian dan kepadatan kendaraan sudah terjadi walaupun tidak terlalu panjang, maklumlah karena hari itu adalah long year end holiday. Sampai di SPBU sebelum tanjakan curam di daerah tugu cisarua, fuelmeter menunjukkan sudah berada di garis ke tiga dan di SPBU tugu itulah kami berhenti untuk mengisi bensin. Bensin saya isi 2.22 liter dengan harga 10 ribu. Perjalanan kami lanjutkan. Sampailah kami di pasar Cipanas dan pada saat itu waktu menunjukkan pukul 07.05 artinya perjalanan kami dari rumah sampai pasar cipanas sekitar 1,5 jam dan itu mengindikasikan perjalanan kami cukup lancar, tetapi kami tidak berhenti di situ, kami tetap melanjutkan perjalanan.

Kira-kira 13 km setelah pertigaan Cianjur yang mengarah ke Bandung kami memutuskan untuk berhenti lagi karena fuelmeter sudah berada di garis ketiga dan kami mengisi bensin dengan jumlah yang sama seperti di daerah tugu tadi. Di jalan Raya Bandung yang terbentang dari pertigaan cianjur sampai padalarang dengan panjang sekitar 45 km, motor saya pacu sampai kecepatan yang saya batasi hanya di angka 80 km/jam walaupun beberapa kali melaju sampai melebihi 95 km/jam. Dengan kecepatan seperti ini sobat bikers bisa menelusuri jalan ini dengan waktu tempuh sekitar 40 menit. Jalan raya bandung ini memang jalanan yang relativ sedikit jumlah kendaraannya dan dengan trek lurus yang sangat panjang didukung dengan kondisi aspal yang cukup mulus sangat memungkinkan sobat bikers mengarahkan kecepatan motornya sampai di atas 100 km/jam. Di beberapa blog yang pernah saya baca mereka sampai melaju di kecepatan 110 sampai 150 km/jam.

Tips dari saya, para sobat bikers tetap harus hati-hati menjaga kontrol kendaraan yang disesuaikan dengan kondisi kendaraan masing-masing karena cukup banyak kendaraan besar yang melaju di jalan ini seperti truck, tronton, mobil bak kapasitas besar, dan juga bus AKAP jurusan Bandung.

Setelah melaju sekitar 40 km dengan kecepatan tinggi dari pertigaan Cianjur, Sobat bikers dihadapkan dengan jalanan menanjak yang berkelok-kelok dikombinasi pemandangan alam yang luar biasa indahnya. Bagi sobat bikers yang melakukan perjalanan sendiri kondisi jalan seperti ini tentu sangat menantang karena sangat memacu adrenalin dan membutuhkan skill mengemudi yang tinggi, tapi untuk sobat bikers yang touring dengan berkelompok 10 motor atau lebih saya sarankan berhati-hati karena motor yang satu dengan motor yang lain mungkin bisa terpisah dari rombongan.

Biasanya di jalanan menanjak dan berkelok ini relatif macet dan terdapat antrian panjang kendaraan yang berjalan pelan. Penyebabnya adalah banyak truk-truk besar atau tronton yang membawa beban yang sangat berat melaju dengan sangat lambat di trek ini sehingga menyebabkan mobil-mobil lain di belakangnya harus berjalan pelan menyesuaikan. Trek dengan panjang lintasan sekitar 10 km ini bisa sobat bikers temui sekitar 7 km setelah sobat bikers menemui pertigaan yang mengarah ke waduk cirata.

Setelah melewati multi tikungan yang menajak itu kami memasuki wilayah Padalarang dan Cimahi yang cukup macet. Dari daerah ini kami hanya mengikuti papan petunjuk jalan yang sangat membantu dan memudahkan kami menuju tempat yang kami inginkan yaitu arah ke stasiun Bandung. Kira-kira satu jam setelah kami memasuki padalarang barulah kami sampai di stasiun Bandung kemudian berbelok ke arah kiri sedikit menuju paskal hypersquare. Setelah sampai di Paskal Hypersquare kami langsung menuju Zzz Backpacker Express Hotel. Di sana kami check in dan beristirahat sebentar.

Setelah itu kami melanjutkan perjalanan menuju ke puncak Gunung Tangkuban Perahu. Rute yang kami tempuh dari Paskal Hypersquare menuju Gunung Tangkuban Perahu sangatlah mudah, kami hanya lurus saja sampai pasar lembang. Walaupun begitu jalanan cukup padat dan merayap karena hari itu adalah libur akhir tahun. Beberapa titik yang cukup macet adalah di depan Rumah Sakit Hasan Sadikin, di wilayah gegerkalong dan terminal ledeng, dan menjelang pertiggan pasar lembang.  Sebelumnya beberapa kilometer setelah terminal ledeng kami kembali mengisi bensin sejumlah Rp.10.000 karena indikator fuelmeter Digital sudah berada di garis ke dua.

Dari pertigaan ini kami berbelok ke kiri menuju Gunung Tangkuban Perahu. Kurang lebih 10 menit dari pertigaan itu sampailah kami di pintu masuk kawasan wisata alam Gunung Tangkuban Perahu. Untuk dua orang dan satu motor kami harus menggeluarkan uang Rp. 31.000 untuk membayar tiket masuk. Setelah melewati loket ini, trek yang kami hadapi kembali menantang. Kali ini bukan skill berkendara saya yang diuji oleh trek tetapi murni kemampuan motor yang mempunyai kapasitas mesin 125cc itu. Walaupun kondisi aspal cukup mulus tetapi trek cukup menanjak agak curam sehingga motor hanya saya pacu dengan persneling di posisi satu sehingga otomatis hanya melaju pelan sekali. Sekitar 15 menit kami melewati trek itu akhirnya kami sampai di puncak Gunung Tangkuban Perahu. Waktu yang kami habiskan untuk sampai di Gunung Tangkuban Perahu dari Paskal Hypersquare sekitar 1 jam 40 menit. Waktu yang cukup lama untuk menempuh jarak sekitar 26,5 km. Jam di smartphone ku sudah menunjukkan waktu 11.40 ketika kami sampai. Itu artinya 6 jam 10 menit yang harus kami habiskan di jalan mulai dari rumah kami di Bojong Gede sampai di Puncak Gunung Tangkuban Perahu. Saya pikir mungkin waktu tempuh ini bisa lebih singkat jika kami melakukan perjalaan bukan pada saat long year end holiday.

Setelah puas menikmati alam Gunung Tangkuban Perahu kami beristirahat untuk sholat Zuhur yang kami jama’ dengan sholat Ashar. Musholla di Kawasan wisata alam ini cukup nyaman dan bersih serta cukup besar untuk menampung para wisatawan yang jumlahnya cukup banyak yang ingin menunaikan sholat. Tetapi sangat di sayangkan masalah penataan alas kaki para jamaah atau wisatawan yang menunaikan sholat kurang tertata rapi sehingga sedikit mengganggu kenyamanan beribadah. Mungkin jika Musholla ini mengadopsi penataan atau penyimpanan alas kaki yang di lakukukan di Mesjid At-Taawun di kawasan Puncak Bogor, kenyamanannya bisa menjadi lebih baik lagi.

Setelah menunaikan sholat kami langsung menuju ke tempat parkir motor untuk segera melanjutkan agenda kami selanjutnya yaitu mencari dan mensurvey villa yang akan kami gunakan untuk acara tafakkur alam beberapa bulan kedepan.

Setelah keluar dari kawasan wisata alam Gungung Tangkuban Perahu, kami langsung arahkan motor kami menuju arah pulang. Beberapa ratus meter setelah melewati pasar lembang kami melihat adanya tikungan ke kanan.  Setelah kami berbelok ke kanan barulah kami mengetahui ternyata itu adalah jalan kolonel masturi. Kami akhirnya menelusuri jalan itu untuk mencari villa yang kami inginkan.

Villa yang akhirnya telah kami survey ini mungkin bisa jadi referensi sobat bikers. Jalan Kolonel Masturi adalah jalan yang cukup panjang yang terbentang mulai dari cimahi sampai lembang. Tempat pertama yang kami survey adalah CIC (Ciwangun Indah Camp). Harga sewa villa yang ditawarkan disini berkisar dari 2,5 - 4,5 juta permalam. Villa ini dilengkapi dengan banyak fasilitas outbond yang menantang. Villa bantal guling adalah tempat yang kami survey selanjutnya. Villa ini menyewakan perkamar dengan harga perkamar mulai dari 250 – 500 ribu permalam untuk week day.

Setelah mensurvey villa bantal guling kami memutuskan untuk kembali ke hotel backpacker untuk beristirahat. Karena kami tidak mengenal wilayah dan jalan-jalan di kota Bandung maka tidak jauh setelah turun melewati terminal ledeng entah jalan mana yang kami lewati tahu-tahu kami sudah berada di jalan Ciamphelas yang cukup macet karena libur akhir tahun. Karena bingung di mana dan harus kemana posisi kami untuk sampai di jalan pasir kaliki,  maka kami bertanya kepada salah seorang yang berada di pinggir jalan. Tidak berapa lama akhirnya kami tiba di hotel untuk beristirahat.

Sekitar jam tujuh malam kami keluar untuk mencari makan malam. Kami berkeliling kota Bandung walaupun entah jalan mana yang telah dan akan kami lewati. Jalanan macet dan kebingungan kami bercampur menjadi satu saat kami menentukan tujuan untuk menuju ke lapangan Gasibu (Gabungan Sepak Bola Indonesia Bandung Utara) yang katanya terletak di depan Gedung Sate yang menjadi pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat. Setelah cukup lama kami berkeliling kota akhirnya kami tidak menemukan tempat yang kami tuju yaitu lapangan Gasibu. Kami pun berhenti sejenak untuk kembali mengisi bensin sejumlah Rp.10.000 karena garis pada fuelmeter tinggal tersisa dua. Setelah mengisi bensin kami putuskan untuk langsung menuju arah hotel. Akhirnya kami berhenti di depan stasiun Bandung untuk makan nasi goreng yang terdapat di trotoar pinggir jalan. Setelah itu kami kembali ke hotel untuk istirahat dan tidur.

Keesokan harinya setelah kami mandi dan merapikan barang-barang, kami bersiap untuk melanjutkan perjalanan, tetapi sebelumnya kami sarapan pagi dengan beberapa lembar roti bakar dan selai strowbery beserta segelas teh manis hangat yang kami buat sendiri yang memang di sediakan oleh pihak hotel backpacker. Tepat jam 07.15 kami check out dan melanjutkan perjalanan. Karena villa yang kami survey di hari sebelumnya menurut kami tidak ada yang memenuhi syarat untuk kami jadikan kegiatan tafakkur alam, di pagi itu kami kembali mencari dan mensurvey villa

Kami kembali menuju arah lembang, tetapi baru beberapa ratus meter setelah melewati UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) kami belok ke kiri untuk menuju daerah Parongpong dan Jalan kolonel Masturi. Melalui jalan ini sobat bikers akan melewati tempat wisata yang cukup terkenal di daerah lembang yaitu Kampung Gajah.

Villa yang pertama kami datangi di pagi itu adalah Villa Allesa. Villa Allesa terletak di wilayah nagrak kulon yang juga bisa di akses melalui jalan kolonel masturi. Villa Allesa adalah villa pribadi yang disewakan untuk umum. Secara kebetulan ketika kami datang ke villa itu ternyata ada pemiliknya. Harga sewa yang ditawarkan untuk week end 2,5 juta permalam. Harga ini sebanding dengan view yang ditampilkan. View dari teras  atas villa ini luar biasa indahnya. Sobat bikers pasti akan terpana dengan lama dan tidak akan menatap dengan bosan ketika menikmati keindahan alam tanpa adanya pepohonan tinggi yang menghalangi pandangan kita dari teras atas villa ini. Seolah-olah villa ini berada di tepi lembah yang indah.

Selanjutnya yang kami datangi adalah Villa Istana Bunga (VIB). VIB merupakan kawasan dengan banyak  villa yang disewakan untuk umum. Sobat bikers bisa memilih tipe villa yang sobat bikers ingin sewa. Harga sewa permalam cukup terjangkau untuk sobat bikers yang ingin mengadakan acara keluarga atau berkelompok 5 - 30 orang atau lebih. Harga tergantung dari jenis Villa dan view pemandangan alam yang bisa dilihat dari Villa tersebut. Villa terakhir yang kami kunjungi dan survey adalah villa merah di puncak kebun teh PTPN VIII di daerah Sukawana. Lagi-lagi villa ini bisa di tempuh melalui jalan kolonel masturi. Harga sewa untuk week day dan week end sama saja yaitu 1,5 juta permalam. Villa ini cukup besar bisa menampung kira-kira 20 orang. View yang ditampilkan dari villa ini adalah hamparan luas kebun teh. Penjaga villa menawarkan guiding untuk jalan pagi menelusuri kebun teh dengan panjang trek  yang bisa disesuaikan oleh keinginan tamu, penjaga villa juga menawarkan guiding untuk menuju kawah tangkuban perahu dengan 3 jam berjalan kaki melalui kebun teh.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan 09.45. Agenda kami yang belum terlaksana adalah menuju kawah putih dan situ patengan tetapi dengan melihat kondisi waktu maka sesaat saya membuka google maps utuk mengkalkulasi jarak dan waktu yang dibutuhkan untuk menuju ke dua lokasi wisata tersebut. Ternyata jarak dari villa merah sampai menuju kawah putih sekitar 65 km. Tanpa melihat estimasi waktu yang tertera pada google maps saya langsung memperkirakan sendiri waktu yang akan kami tempuh menuju kawah putih di saat long year end holiday seperti ini mungkin bisa lebih dari 2 jam. Sejenak hasil perkiraan jarak google maps dan perhitungan waktu yang saya perhitungkan saya sampaikan kepada istri saya. Setelah berdiskusi kami memutuskan untuk tidak menuju ke dua lokasi wisata tersebut.

Setelah dari villa merah kami lanjutkan perjalanan menuju ke lokasi wisata yang tidak terlalu jauh dari villa merah. Kami penasaran dengan wisata kampung gajah. Janganlah sobat bikers membayangkan kampung gajah adalah lokasi wisata dengan banyak gajah dan sobat bikers akan bisa berpetualang dengan gajah. Dinamakan kampung gajah karena di depan pintu masuknya terdapat beberapa patung gajah dengan ukuran yang cukup besar. Kampung gajah adalah kawasan wisata dengan banyak wahana permainan seperti halnya Dunia Fantasi di Ancol atau Trans Studio di Bandung, yang membedakan adalah wahana permainan di kampung gajah lebih bersifat menyatu dengan alam walaupun ada beberapa yang berkaitan dengan otomotif dan teknologi.

Setelah membayar tiket masuk Rp.20.000 per orang kami diberikan brosur yang berisi tentang semua permainan yang terdapat di kampung gajah. Kami langsung berfikir betapa murahnya wisata di kampung gajah dengan tiket masuk yang murah tetapi bisa menikmati seluruh permainan yang ada di dalamnya. Ternyata kekaguman kami akan murahnya wisata di kampung gajah hanya bertahan beberapa menit saja. Sesaat setelah kami masuk lebih dalam dan bertanya kepada salah satu karyawan penjaga salah satu wahana, kami di beritahu kalau untuk menikmati seluruh wahana kami harus membeli tiket terusan seharga Rp.200.000 per orang. Kami agak terkejut karena selain perkiraan kami salah, budget kami pun sudah menipis. Tanpa fikir panjang kami pun langsung memutuskan untuk keluar dari lokasi wisata kampung gajah dan menuju arah pulang ke rumah kami di Bojong Gede.

Dari kampung gajah motor langsung saya jalankan ke arah parongpong untuk masuk ke jalan kolonel masturi, setelah itu menuju ke arah cimahi dan padalarang. Saya fikir rute ini relativ lebih cepat daripada harus melalui arah terminal ledeng untuk menuju cimahi yang kemungkinan atau pasti akan macet. Setelah keluar dari cimahi kami pun masuk ke daerah padalarang yang disambut dengan antrian panjang kendaraan. Di sana sudah terlihat sekali jalanan yang begitu macet. Cukup lama kami harus menembut kepadatan kendaraan yang hampir tidak bergerak itu sampai kami melewati pasar padalarang barulah kami terbebas dari macet.

Beberapa ratus meter setelah melewati pasar padalarang indikator fuelmeter sudah berada di garis ke dua dan untuk ke sekian kalinya motor saya isi dengan 2.22 liter bensin seharga Rp.10.000. Tidak jauh dari SPBU ini terdapat trek yang saya sukai sebagai seorang bikers yaitu trek multi tikungan yang menantang. Berbeda pada saat berangkat yang macet dan harus menanjak bersaing dengan truck besar dan bis AKAP yang berjalan pelan, kali ini trek tersebut lancar, saya pun sangat menikmati trek itu.

Sesampainya di pertigaan Cianjur yang mengarah ke Cibodas, hujan turun cukup deras dan kami pun harus berhenti sejenak untuk menggunakan jas hujan.  Sesampainya di pasar Cipanas mulai terjadi kemacetan. Kemacetan ini kami alami hingga kami sampai di mesjid At-Taawun puncak. Tepat jam 14.30 kami sampai di mesjid ini. Itu artinya kami menghabiskan waktu 4 jam perjalanan mulai dari kampung gajah di lembang sampai di mesjid At-Taawun puncak. Di mesjid ini kami berhenti sejenak untuk istirahat makan siang sambil menunggu adzan untuk sholat Ashar di jamak dengan Zuhur.

Sekitar jam 16.00 kami melanjutkan perjalanan, tetapi tidak langsung pulang, kami menuju ke bukit paralayang yang menjadi landasan untuk olah raga aerosport. Rp.12.000 adalah uang yang harus kami keluarkan untuk membeli tiket masuk menuju bukit itu. Di atas bukit banyak terdapat orang yang sudah datang lebih dulu dari kami. Dari atas bukit itu kami bisa menikmati keindahan alam ciptaan Allah yang luar biasa indahnya dan dari bukit itu juga kami bisa melihat jalanan puncak yang berkelok-kelok.

Tidak lama kami berada di sana, karena kabut yang tebal di sertai rintik hujan, kami memutuskan untuk turun bukit dan langsung pulang. Akhirnya kami tiba di rumah pukul 18.50. sekitar 2 jam perjalanan kami dari atas bukit itu sampai ke rumah.

Setelah sholat Maghrib dan beristirahat sejenak, saya kembali memperhatikan fuelmeter yang masih tersisa dua baris. Saya agak terkejut karena pengisian bensin terakhir dilakukan di daerah padalarang. Itu artinya dari padalarang sampai rumah kami di Bojong gede hanya menghabiskan 4 garis atau setara kira-kira 1,6 liter bensin dan itu pun masih tersisa dua garis. Setelah itu saya juga memperhatikan speedometer yang berada di angka 56.974,6. Itu artinya jika di bandingkan dengan angka di speedometer sebelum berangkat, maka 429,6 km adalah total jarak yang kami tempuh selama liburan dari rumah menuju Bandung dan kembali ke rumah dengan 6 kali pengisian bensin sejumlah Rp.60.000.

Dari cerita ini mungkin bisa sedikit membantu sobat bikers yang ingin touring ke Bandung atau wilayah lain dengan total jarak tempuh yang cukup jauh. Pesan dari saya sebelum menutup cerita ini, UTAMAKAN SAFETY RIDING DAN JANGAN LUPA BERDOA..!!!